20 September, 2011

Fracta



Lately, I heard so many bad news.
About the worst thing in the world that I hate the most besides war...
And what is that? Divorce. :(

Belakangan ini banyak sekali berita perceraian yang entah kenapa sedang marak terjadi di sekeliling saya. Parahnya kini semakin dekat saja range-nya. Mulai dari orang-orang yang bukan saudara, teman-teman, saudara-saudara jauh, dan kini salah satu saudara dekat saya sendiri.

My big family portrait

My Grandmama and all of her granddaughters (me and my cousins)

Grandmama with all of her grandchild

10 September, 2011

Quaeso


ALLAH menyukai untaian kata-kata yang indah untuk kita panjatkan saat berdoa. Gunakan kalimat dengan bahasa yang elok serta sopan dan halus ketika kita memohon pada-Nya. Tak perlu dengan syair atau puisi tentunya, namun ketika kita meminta doa yang sifatnya personal atau khusus, kita boleh memakai Bahasa Indonesia atau bahasa apapun seolah kita sedang berkomunikasi dengan Sang Pencipta kita.

Tentunya ketika shalat, kita wajib menggunakan Bahasa Arab. Mengapa? Tentunya bukan karena ALLAH hanya memahami bahasa arab, namun ada beberapa alasan yang saya ketahui. Bismillah. Saya akan coba menjelaskan, semoga saya tidak keliru dalam memberi penjelasan, dan mohon dikoreksi jika ada kesalahan mengingat saya bukan seorang ahli agama, namun hanya seorang hamba ALLAH yang masih terus belajar mengkaji ilmu agama agar dapat beribadah lebih baik lagi sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Mengapa ketika shalat kita harus menggunakan bahasa arab dalam bacaannya adalah setahu saya ada beberapa alasan: Satu, agar ada suatu kesatuan bahasa bagi seluruh umat islam ketika melaksanakan ibadah shalat yang merupakan tiang agama kita dan ibadah yang paling pertama di-hisab nanti. Seperti halnya ALLAH menginginkan seluruh jutaan umat islam dari segala penjuru dunia menghadap ke satu arah yakni kiblat saat shalat, ALLAH pun ingin ada suatu 'bahasa kesatuan' bagi umat muslim.

Kedua, karena Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang kumpulan hurufnya sangat konsisten baik dari tulisan maupun pelafalan. Perlu diingat bahwa bahasa yang digunakan dalam shalat dan dalam kitab suci adalah Bahasa Al-Qur'an, bukan Bahasa Arab seperti yang dipergunakan sehari-hari. Maksud dari konsistennya Bahasa Arab secara tulisan maupun pelafalan adalah misalnya dibandingkan dengan bahasa latin, huruf Alif bila kita tanya ke semua orang di dunia maka mereka tetap melafalkannya dengan [Alif]. Dlm bahasa latin, huruf [i] dilafal [i] di Indonesia, tapi di Amerika akan dilafal [ai], dan di Prancis justru dilafalkan dengan [a]. Contoh lain, misalnya huruf [c], dinegeri barat kadang dilafalkan dengan bunyi [c], [s], dan [k].


KetigaBahasa Arab adalah akar bahasa dunia, tidak hanya dari perspektif sejarah, namun unsur huruf dan bunyi lafalnya bisa dilihat dari berbagai bahasa di dunia.

Contoh: F4 (baca: ef tse). Dalam Bahasa Mandarin, hitungan 4 (empat) dibaca tse, yang dalam Bahasa Arab adalah huruf keempat dlm urutan hijaiyah, yaitu huruf [tsa]. [syin] dalam huruf hijaiyah juga digunakan di negeri berbahasa Inggris, contoh dalam pelafalan machine. Di Jerman dan Belanda huruf [ghoin] pada huruf hijaiyah digunakan untuk melafalkan kata Guten Morgen (baca: hute morhen), guye morgen (baca: huye morhen). Di Prancis juga banyak menggunakan hukum hijaiyah ikhra, misal pada kata bonjour (baca: bongsua), dan masih banyak lagi.

Keempat, tahukah anda bahwa Bahasa Arab sangat sehat dilihat dari tinjauan medis? Tatkala kita melafalkan huruf hijaiyah (Alif, Ba, Ta, Tsa, dst) hormon tertentu akan diproduksi oleh kelenjar pitultary yang ada diotak kita  yang disebabkan oleh stimulus yg dilakukan lidah terhadap simpul syaraf yang banyak terdapat di rongga mulut. Kinerja lidah juga berefek pada hormon dari kelenjar pineal sehingga memberikan rasa teduh,  nyaman, tenang, dan damai di jiwa ketika benar melafalkan doa atau bacaan sholat. Getaran pita suara yang dihasilkan oleh pelafalan setiap huruf hijaiyah yang benar dan tepat juga akan menggetarkan organ-organ tubuh kita secara elektromagnetik. Huruf hijaiyah tersebut adalah [ain] untuk ginjal, [ghoin] untuk paru-paru, [kha] untuk jantung, dan sebagainya.

Nah, sedangkan untuk doa-doa diluar bacaan shalat, yaitu doa-doa personal boleh menggunakan bahasa apa saja. Saya paling suka berdoa di malam hari. Ketika usai shalat isya atau saat menjelang tidur sebelum membaca doa sebelum tidur. Doa yang selalu saya panjatkan setiap malam merupakan doa personal yang saya susun dan rangkai sendiri kata-katanya sebisa saya dan saya ubah sesuai dengan kebutuhan. It goes like this..



Lorem Ipsum

Saya sukaaa sekali di foto. :)

Yes, I love to be the object of some photoshoot. I love being captured by camera. A lot. :)
I do realized that I am not that photogenic or a cameragenic one. 
Banyak sekali orang yang bilang saya jauh lebih 'enak' atau lebih 'bagus' dilihat aslinya daripada di foto.
Makanya terkadang lucu kalau mengingat dulu saya cukup sering di foto untuk iklan atau majalah.
Yup, I used to be a model for some print advertising or other commercial or promotional stuff.
Pernah untuk print ad berbagai macam produk mulai dari vitamin, permen, bank, sampai alat elektronik.
Pernah juga beberapa kali iseng bareng-bareng teman-teman SMA ikutan Gadis Sampul dan Go Girl! Look.. Eh..lumayan lho lolos sampai tahap finalis. :D
Pernah juga saya difoto untuk rubrik tatanan rambut di majalah Cosmogirl!

Bahkan saya pernah ditawari ikut shooting oleh seorang pencari bakat. Yah, saya coba.. Tapi baru beberapa scene saja sudah memakan waktu seharian dari siang hari sampai pukul 3.00 dini hari. Mama dan supir saya yang menunggui saya di lokasi shooting sampai ketiduran di mobil. Saya tidak tega. Tapi mama bersikeras menemani. Takut saya kenapa-kenapa, katanya. Akhirnya saya berhenti saja tanpa menuntaskan peran saya. Daripada mama sakit cuma gara-gara 'nungguin' saya shooting. :(
Badan saya sendiri memang tidak kuat kalau terlalu kelelahan. Saya rentan terkena thypus sampai sudah pernah di opname bahkan lebih dari 3 kali karena penyakit yang satu itu. Makanya saya salut sama artis-artis stripping sinetron. Stamina dan perjuangan mereka berul-betul hebat lho. :D

Padahal ya itu tadi.. Betul kalau dibilang saya sangat amat tidak photogenic nor cameragenic.. Saya sendiri suka merasa aneh kalau melihat diri saya di layar atau di foto. Kok aneh sih seperti bukan saya. Tapi herannya kenapa dulu tetap laku-laku saja ya? Haha.. Well, I guess it look a bit good because I just love to do it. So I got the feel and everybody also can see it thru the photos.

Not only for commercial stuff, but I also love to be captured by camera spontaneusly atau sekedar iseng saat pergi kesana-kesini dengan orang-orang terdekat. Digital Camera adalah sesuatu yang wajib selalu ada di dalam tas saya.
If you take a look at my Facebook (you have to be my friend first on Facebook because my photos are can only viewed by my friends only), you'll see I have sooooo many photos and pictures. I captured almost everything! Including my self! :p

Saking seringnya foto-foto dan meng-upload-nya di Facebook, one day, a professional photographer found me on Facebook few years ago. His name is Denny Ramon Ratulangi. Dia mengirimi saya message di Facebook untuk menawarkan saya jadi model-nya. Bukan untuk iklan atau apapun yang bersifat commercial. Hanya untuk koleksi pribadi-nya atau portfolio. Saya membalas oke, tapi saya mau lihat koleksi-koleksi hasil jepretannya dulu dan tentunya saya tanya apa saya boleh memiliki hasil-hasil fotonya nanti setelah ia memotret saya. Dia berkata boleh dan memberikan saya link-link ke karya-karyanya yang oh super duper amazing! Take a look here:


on Multiply: http://ratulangi.multiply.com/
on Devianart: http://ratulangi.deviantart.com/
on Jakarta Photo Club: http://www.jakartaphotoclub.com/public/denra/
or of course on Facebook: http://www.facebook.com/pages/RATULANGI-PHOTOGRAPHY/122163122017?ref=mf

Akhirnya kami berangkat hunting lokasi esok harinya pagi-pagi buta. Saya tidak membawa banyak baju. Hanya beberapa mini dress seadanya and I don't even wear any make up on! Saya dan Mas Denny memang sepakat untuk mengambil foto-foto dengan konsep alami. Se-natural mungkin.
Dan inilah beberapa hasilnya... :)








Ketika hari mulai hujan, saya malah semakin bersemangat dan menghasilkan beberapa foto dengan tema basah-basahan. Seru sekali! It's a one unique experience I've ever had. :)






Pengalaman difoto lainnya yang begitu unik dan menyenangkan adalah ketika saya menjadi model untuk print ad supplemen kalsium wanita. Ketika itu baru tahun berapa ya.. Hmm.. Sekitar 2005 atau 2006 and I was already paid 7.000.000 rupiahs cuma untuk difoto dari pagi sampai sore. I also got free coffee break's snacks, free lunch, etc. Yang membuatnya begitu mengasikkan adalah kru-krunya. The crew was so nice and very friendly. Mereka memperlakukan saya dengan ramah sekali mulai dari ketika dimake up, saya dipanggilkan hair stylist dan orang dari nail art untuk khusus me-manicure pedicure kuku-kuku saya terlebih dahulu sebelum memulai sesi pemotretan. Karena jari-jari saya nanti ikut difoto jadi harus tampil oke kata mereka. Saya juga diberi pilihan berbagai accessories seperti necklace and earrings untuk dipakai during the photoshoot. Juga tentunya berbagai baju dan berganti-ganti model rambut. :D









Tempat pemotretannya juga menyenangkan. Di sebuah studio milik sepasang suami istri yang sama-sama memiliki passion di bidang photography. They're so cool. Mereka sangat baik bahkan menawarkan saya berbagai tawaran iklan produk lainnya. Mereka bilang saya memiliki bakat di depan kamera. Well, I don't believe it's true mengingat saya kadang merasa tidak 'pede' melihat hasil foto saya yang menurut saya selalu 'tak seindah aslinya'. :D








08 September, 2011

Sententia

I know I always use latin words for each of my posting on this blog.
And if you now wondering what is "Sententia" means.. Well, it means a "Suggestion". 
Suggestion berarti saran/ide/pemikiran yang direkomendasikan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi atau bermanfaat bagi orang lain.

Dalam Bahasa Indonesia tentunya kita mengenal kata "Sugesti". Mungkin arti Suggestion dalam Bahasa Inggris memang tidak ada kaitannya secara makna atau harfiah dengan kata Sugesti dalam Bahasa Indonesia. Namun lucunya, menurut saya suggestion/saran dari orang lain baru akan benar-benar bermanfaat jika kita men-sugesti diri kita untuk meyakini "kemanjuran" dari saran tersebut.

Misalnya jika kita percaya bahwa hal yang disarankan atau direkomendasikan itu 'nampak' benar dan meyakinkan, otomatis kita akan melakukannya dan timbul sugesti bahwa kita memang benar-benar merasakan manfaatnya. Faktor siapa yang memberi saran juga sangat berpengaruh.

Saya lebih suka menyebut saran dengan "tips" :) terdengar lebih ringan, simple, akrab, dan lebih mudah diterima.

Well, in this post, I would like to share some tips for all of you, readers. Semoga bisa dipercaya, diyakini, lalu dapat berguna dan bermanfaat. :)

Tips pada posting-an kali ini adalah tentang pernikahan. Tak perlu diragukan lagi, dalam setiap hubungan antar manusia, apapun itu, pasti terjadi konflik di dalamnya. Pasti ada masa-masa dimana semua terasa sulit dan kadang berat. Dimana letupan emosi tak dapat dibendung lagi. Terlebih lagi dalam pernikahan. Saya termasuk orang yang percaya bahwa semakin dekat hubungan interpersonal antar manusia, akan semakin banyak pula konflik yang terjadi. Kalau saya dekat dengan seseorang, jika belum terjadi konflik atau sedikit cekcok, maka berarti belum akrab benar namanya. "Tak ribut maka tak sayang", istilah saya. :D
Dalam ilmu komunikasi pun jelas dikatakan bahwa konflik dalam hubungan itu sehat asalkan dalam porsi atau takaran yang pas. Justru hubungan tanpa adanya konflik sama sekali (the absence of conflict) adalah suatu hubungan yang tidak sehat atau tidak normal.

Tentu semua pasangan menikah menginginkan pernikahan yang langgeng, awet, dan bahagia. Saling setia dan mesra hingga akhir hayat. A long lasting and happily-ever-after marriage. Sulit? Memang. Tapi tidak juga JIKA anda bisa menerapkan tips yang satu ini. ;)


05 September, 2011

Filiorum

"Mereka terlahir melaluimu, tapi bukan darimu.
Walaupun mereka ada bersamamu, tapi mereka bukan milikmu."
- Kahlil Gibran

* * *

Puisi dari Kahlil Gibran diatas saya rasa patut menjadi renungan bagi setiap orang tua maupun para calon orang tua. Saya sendiri saat ini memang belum memiliki anak dan belum pantas rasanya jika saya "berceramah" tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik. Namun, sejak rahim saya dihuni seorang calon bayi, saat itulah saya telah disebut seorang ibu. Saya berkewajiban menjaga janin saya selama 9 bulan lebih hingga saatnya ia lahir ke dunia. Tidak mudah memang, karena sepanjang perjalanan 9 bulan ini saja saya harus mau berkorban banyak hal demi kebaikan si bayi, harus mau makan dan minum apapun yang sehat meskipun beberapa begitu saya benci, harus bertahan menanggung beratnya bobot perut yang selama ini tidak pernah dicapai angkanya di timbangan seumur hidup saya selama 24 tahun hingga pinggang, punggung, pinggul, dan sendi-sendi kerap terasa nyeri, harus ikhlas dan sabar menahan berbagai macam rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Itu hanya sebagian saja pengorbanan ibu selama hamil, yang belum ada apa-apanya dibandingkan perjuangan yang harus dihadapi dengan keringat, air mata, dan darah ketika melahirkan nanti. Belum lagi ketika membesarkan anak, mendidik, merawat, menjaga, dimana kesemua itu adalah membutuhkan tanggung jawab dan kesiapan fisik & mental. Yah, punya anak memang adalah suatu komitmen seumur hidup.

Saya rasa tidak ada orang tua normal yang tidak menginginkan segala sesuatu yang terbaik bagi anaknya. Apabila anda mengikuti kiprah saya dalam tulisan-tulisan saya melalui blog ini, betapa untuk calon bayi saya yang akan menjadi putri pertama saya ini selalu saya usahakan segala yang terbaik baginya. Mulai dari apa saja yang saya coba lakukan selama hamil untuk menunjang kesehatan, kecerdasan, dan demi optimalnya tumbuh kembang janin. Hingga urusan memilih barang-barang terbaik yang paling aman dengan kualitas yang sebaik-baiknya bagi anak saya kelak. Kadang sampai tak perduli dan lupa memikirkan harga jika sudah menyangkut kebutuhan si kecil.

Karena merasa paling tau yang terbaik dan selalu mengusahakan memberi yang terbaik bagi para buah hati, terutama ibu khususnya yang merasa sudah bersusah payah mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak. Mengurus mulai dari ASI, memandikan, memberi makan, membersihkan kotoran dan pipis, bangun tiap malam untuk menggendong si kecil yang menangis, hingga mengajarinya berbagai hal tentang dunia sejak ia membuka mata, kadang beberapa ibu dapat menjadi arogan. Lupa bahwa anak adalah titipan Tuhan, bukan kita yang menciptakan. Sebagaimana puisi diatas, "Mereka terlahir melaluimu, tapi bukan darimu." Kita lupa bahwa sebagai orang tua, kita hanya sekedar "perantara". Tugas kita adalah memang mengandungnya, melahirkan, memelihara, merawat, menjaga, dan membesarkan. Memang tugas anak adalah berbakti pada orang tua. Namun apakah kita harus menuntut mereka agar berlaku demikian? Bukankah kasih ibu "memberi tak harap kembali"? Bukankah akan jauh lebih bahagia jika itu seyogyanya menjadi "tugas" mereka bukan "kewajiban" yang baru diberikan setelah kita "menuntut"-nya?