24 Juli, 2011

Praegnatio





Berapa hari lagi sebelum kehadiranmu? Atau berapa jam?
Aku tak persis tau.
Sekian lama kita bernapas bersama, bergerak bersama, merasa bersama.
Kau begitu dekat bahkan bersatu dengan tubuhku,
tapi tetap saja disini aku menanti kehadiranmu.

Perjalananmu kelak hanya dari perutku menuju dekapanku.
Namun itulah perjalanan yang akan mengubah kita berdua. Mengubah dunia.

Saat kau tiba, aku tak lagi menjadi manusia yang sama.

"Cinta Amniotik" - Dewi Lestari (Dee)

* * *


Kehamilan. Suatu mukjizat menakjubkan yang hanya bisa terjadi pada wanita, mahluk paling lembut sekaligus paling kuat yang diciptakan Tuhan di muka bumi. Sentuhan tangan dan sentuhan hati seorang perempuan adalah hal yang tidak bisa digantikan oleh apapun dan tidak perlu diragukan lagi kelembutan kasih dan sayangnya. Namun berbagai kemampuan dan kesanggupan luar biasa juga dianugerahi ALLAH pada wanita, yakni hamil, melahirkan anak, mengurus rumah tangga, dan melayani suami, kesemuanya dikodratkan ALLAH pada kaum wanita karena menurutNya hanya merekalah mahluk yang sungguh kuat lahir dan batinnya yang mampu dan sanggup menanggung beban yang amat besar dan memiliki rasa sabar menghadapi tekanan seberat apapun ketika menjalankan semua perannya itu.
Pun tak semua perempuan bisa menjadi ibu. Tak semua wanita dipercaya olehNya untuk bisa mengandung dan melahirkan keturunan. Banyak yang begitu mendambakan anak but they aren't the choosen one. Mereka tidak termasuk yang dipilih ALLAH untuk mengemban sebuah tugas suci menjadi salah satu 'produsen' penghasil manusia baru. And I feel trully blessed and grateful that I could be one of 'em. 

To me, babies (children) are one of God's most beautiful creatures. Lihat saja wajah menggemaskan, tangan mungil beserta jari jemarinya, kaki-kaki kecil, dan pola tingkah laku hingga senyum mereka yang begitu lucu. Saya bahkan 'betah' berjam-jam mengamati bayi dan anak kecil, itu saja bisa membuat saya tersenyum-senyum sendiri kegirangan. Ketika bertemu anak-anak kecil atau balita di mall, saya tak segan mengelus rambut atau pipi lembut mereka dan sekedar berbasa-basi dengan orangtuanya, "Aduh lucu sekali. Berapa umurnya? Namanya siapa?" dan setiap saya melakukannya, si orangtua seketika begitu senang dan ramah, dan sang anak langsung bersikap manja malu-malu. :)




Kecintaan saya pada anak-anak dan bayi begitu besar sampai-sampai ketika salah seorang asisten rumah tangga tante saya yang rumahnya bersebelahan dengan rumah saya, melahirkan seorang bayi, saya senang sekali merawatnya seperti anak saya sendiri hingga ia berusia hampir 5 tahun. Sampai-sampai anak itu begitu dekat dengan saya dan setiap kali saya pulang kuliah, ia hafal bunyi klakson mobil saya, berlari, dan melompat ke pangkuan saya yang bahkan belum turun dari kendaraan. Lalu saya bawa ia berputar-putar keliling komplek rumah atau saya ajak ke mini market terdekat untuk membeli jajanan yang ia sukai. Hal yang sama juga terjadi sekarang ketika saya menetap sementara di rumah mertua saya selama saya hamil. Asisten rumah tangga mama mertua juga baru melahirkan seorang bayi 4 bulan yang lalu. Raka namanya, dan saya senang sekali bermain dengannya (sekaligus berlatih bagaimana mengurus bayi yang baru lahir). Saya suka mengajak Raka bercanda, membelikannya baju yang lucu, menggendongnya, menidurkannya, membuatkannya susu (karena ia sudah dibiasakan minum susu formula sebagai tambahan ASI), menggantikan popoknya, bahkan membersihkan pipis atau pupnya. Saya sayang sekali padanya. Pada intinya memang saya pecinta anak-anak. Anak siapapun itu. :D

One of my cousin

My step sister, Kirana

Again, with Kirana


Baby Raka, Child of my mom in law's housemaid.

My cousin, Nabilla

Salah satu dari sekian banyak hal yang membuat saya begitu mengidolakan Angelina Jolie, my most favorite Hollywood actress is because she's in love with kids, just like me. Dia mengadopsi Maddox, Zahara, dan Pax sebelum akhirnya memiliki anak biologis yang dikandungnya sendiri yaitu Shiloh dan si kembar Knox & Vivienne. Ia juga menjadi salah satu ambassador UNHCR (United Nations High Commissioner Refugees) dan sebagai duta kemanusiaan, ia sering sekali mengunjungi daerah-daerah konflik, menghibur wanita dan anak-anak pengungsi, dan tak segan menyumbangkan jutaan dollar bagi mereka yang membutuhkan.

Jolie's first biological child, Baby Shiloh


Mengapa saya ingin menikah muda juga salah satunya dilandasi keinginan yang begitu besar untuk bisa segera memiliki anak. Saya dan suami menikah pada tanggal 11 December 2010. Belum sampai satu bulan pernikahan kami, saya sudah begitu terobsesi ingin segera hamil. Dan saya yakin bisa berhasil! :D 
Pasalnya, sejak masih gadis pun saya pecinta sayuran, buah, dan sejak dulu saya selalu berusaha hidup sehat dan cukup rajin berolahraga. Saya gemar jogging, tennis, renang, sampai berkuda. Sebagai seorang perempuan saya merasa cukup fit dan subur. Selain bentuk tubuh saya yang cukup berlekuk (curvy), tidak terlalu kurus atau gemuk, dengan pinggul yang agak besar, yang merupakan beberapa ciri wanita subur, haid saya juga selalu teratur setiap bulannya dan tanpa PMS (Pre Menstrual Syndrome) yang begitu menyakitkan (banyak yang bilang terlalu sakit ketika PMS berarti kemungkinan ada gangguan pada ovarium atau pada organ kewanitaan lainnya), saya juga sering membaca kriteria wanita yang fertile/subur dan saya merasa banyak poin-poinnya yang saya miliki. Atas dasar-dasar tersebut, saya insyALLAH yakin saya ini cukup subur. Pasti bisa cepat dapat anak! Semangat! :D

Pada akhir Desember, saya merasa ada yang aneh dengan tubuh saya. Duh, kok perut agak 'ngilu-ngilu' ya? Hmm, saya langsung mengasosiasikannya dengan pikiran: "Jangan-jangan gue hamil nih! Asikkk!" dan betapa kecewanya saya ketika saya membeli testpack namun hanya menemukan satu garis di alat tersebut. Saya menangis jam 4 pagi hingga suami saya terbangun, memeluk erat, mengelus rambut saya, sambil berusaha menenangkan tangis saya. Rasanya sedih sekali dan merasa gagal. Eh.. Keluarga saya malah menertawakan, begitu juga teman-teman dan bilang saya 'lebay'! Mereka mencibir, "Yailah Neeest.. Baru juga nikah belom sampe sebulan. Tuh bunga-bunga di nikahan lo juga belom layu kaliii. Hahahahaha." Huh! Jahat dan tak berempati sekali sih mereka. :(

Sejak itu saya trauma membeli testpack. Kapok. Takut sudah 'ngarep' tapi kecewa lagi karena hasilnya negatif. Saya tidak mau terlalu banyak berharap lagi meskipun dalam hati masih sangat mengidamkan kehamilan. 
Tak lama, suami saya diperintahkan atasannya untuk meninjau konversi LPG di Jambi. Kami yang saat itu menetap di Palembang baru sebentar, berangkat ke Jambi untuk beberapa minggu. Selama di Jambi pun kami tinggal di sebuah hotel. Disana saya tiba-tiba sering masuk angin, flu, dan mudah lelah. Saya termasuk orang yang paling anti dengan obat, sebisanya tidak mau minum obat, jadi hanya mengandalkan istirahat dan dirawat serta dipijat suami kalau sakit ringan (suami jago sekali massage! I'm one lucky wife! ;)
Tiba-tiba saja suami menyarankan saya untuk beli testpack. Awalnya saya ragu. Takut nanti kejadian seperti dulu lagi. :( Tapi setelah suami menguatkan dan meyakinkan saya.. Ya sudahlah, saya beli juga di Century terdekat ketika sedang ke mall bersama istri salah satu teman kantor suami. Sampai di hotel, saya sendirian saja di kamar. Suami masih ada rapat urusan kantor dan pulang agak telat. Iseng, saya ke kamar mandi dan buang air kecil sambil menggunakan testpack. Dan.. tiba-tiba.. Dua buah garis merah muncul pada indikator kecil itu. Wuahhh.. Bukan main rasanya kembang kempis di dada. Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata oh betapa bahagianya saya saat itu. Tak sabar rasanya ingin suami cepat pulang dan memamerkannya. :')

Indescribable feelings when I saw this!

Mengingat beberapa artikel dan omongan orang yang bilang kadang testpack tak selalu tepat, saya tak mau buru-buru menyimpulkan atau mendahului Tuhan. Saya dan suami segera mencari dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) yang terbaik dan terpercaya di Jambi untuk memeriksakan kandungan. Alhamdulillah ternyata benar, ada calon bayi di dalam rahim saya ini!

First USG checks: my 2 weeks old fetus! :)

Segera setelah mengabarkan Oma, Mama, Papa, dan Mertua serta adik ipar saya, saya diminta keluarga untuk segera pulang ke Jakarta. Beberapa pertimbangannya adalah karena di Jakarta banyak yang bisa memperhatikan dan merawat saya selama hamil sementara di Palembang/Jambi, saya sendirian dan bahkan belum dapat pembantu rumah tangga yang cocok. Lalu juga karena saya belum bisa memasak, untuk makan selama ini saya dan suami selalu membeli makanan diluar. Tentunya selama hamil, tidak baik jika terus menerus dijejali makanan restaurant atau jajanan luar yang kita tidak tau pasti kesegaran bahan-bahan, kebersihan pengolahan/proses pembuatannya, dan juga dikhawatirkan banyak kandungan pewarna dan penyedapnya. Karena itulah saya dan suami memutuskan tidak apa untuk berkorban perasaan rindu, berjauhan untuk sementara (LDR) demi kesehatan saya dan janin selama kehamilan saya ini.
Calon bayi saya insyALLAH akan menjadi cicit pertama Oma, cucu pertama Mama Papa dan Mertua saya, juga menjadi keponakan pertama bagi adik-adik kami (karena saya dan suami sama-sama anak sulung).
Si jabang bayi ini adalah harapan yang diidamkan dan ditunggu-tunggu kehadirannya oleh semuanya. :)

My customize cupcakes (pregnancy theme) in order to express my happiness! :)

Sejak saya pindah ke Jakarta, semua yang saya lakukan saya dedikasikan untuk bagaimana agar bayi ini tumbuh sehat dan sempurna dalam rahim saya. Bagaimana menjadikan kehamilan saya ini menyenangkan dan jadi pengalaman luar biasa bagi saya sebagai seorang wanita. Mulai dari membeli buku-buku tentang kehamilan dan tentang bayi baru lahir untuk memperkaya wawasan  dan pengetahuan saya akan hal baru yang pertama kali saya alami ini (hamil), lalu mencari dokter terbaik lewat internet dan rekomendasi dari orang sekitar (teman, kerabat, keluarga). Ketika sudah cukup umur, saya mengikuti yogalates (yoga mix pilates) yang katanya sangat baik untuk ibu hamil, melakukan relaksasi, dan menerapkan metode-metode hypnobirthing agar menjadi lebih tenang dan selalu berpikiran positif selama kehamilan, mengikuti senam hamil, stretching ala ibu hamil setiap pagi, dan melakukan jalan sehat ketika sudah memasuki usia kandungan 5 bulan. Saya juga memperdengarkan musik klasik dan mozart, tentunya juga memperdengarkan Al-Qur'an dan mengaji setiap hari untuk janin saya (saya bertekad khatam Qur'an selama hamil dan alhamdulillah progress-nya tinggal 1 juz lagi saat ini), dan tentunya juga memperbanyak doa dan meningkatkan ibadah. Saya juga memanjakan diri dengan spa hamil sebulan sekali di tempat spa khusus untuk ibu hamil.

Pregnancy books! :)

Finally found great doctor in here and also the hospital where I would like to deliver my baby


Pregnancy exercise's class


I do it every night before I go to sleep
Pregnancy Spa at Mom n Jo







Sejak usia kandungan memasuki bulan ke 4, saya juga memutuskan untuk menetap di rumah mertua saya sampai waktu melahirkan tiba. Salah satu pertimbangan saya adalah karena mertua saya sudah bertahun-tahun menerapkan pola hidup sehat di rumahnya. Mama mertua saya (yang saya panggil dengan sebutan mama, sama seperti saya memanggil ibu saya sendiri), selalu memasak tanpa menggunakan penyedap rasa setitik pun (tapi masakannya selalu enak), selalu membeli sayuran dan buah-buahan segar yang selalu tersedia setiap hari  di refrigerator-nya, tidak pernah membeli makanan-makanan instant yang tidak sehat, mama juga selalu memperhatikan cara pengolahan makanan agar tidak kehilangan gizi dan kandungan didalamnya.
Jadilah setiap hari sejak tinggal di rumah mama mertua, saya selalu makan-makanan yang bergizi setiap hari. Pagi saya selalu dipasok dengan Quaker oatmeal (yang dimasak) atau kadang nasi goreng sebagai variasi, dilanjutkan sari kacang hijau atau sari kacang kedelai, lalu disusul juice buah segar tanpa gula yang setiap hari bervariasi mulai dari apel, kiwi, strawberry, pear, alpukat, wortel, pepaya, jeruk, bahkan buah bit dan kurma. Saya yang tadinya tidak terbiasa minum jus tanpa gula lama-lama suka juga karena mau tidak mau setiap hari saya harus meminumnya. Disusul dengan saya harus mengkonsumsi telur ayam kampung yang direbus dan dimakan begitu saja hanya dengan sedikit garam dan lada. Jam 10 waktunya cemilan sehat yang selalu homemade dibuat di rumah oleh mama dan pembantu-pembantu rumah tangganya. Siang hari makan siang dengan nasi dan lauk lengkap, setelah itu ngemil buah-buahan. Jam 4 sore baru saya boleh makan cemilan yang saya suka seperti ice cream atau chocolate. Itupun harus dilanjutkan dengan minum susu khusus ibu hamil dan juice tomat campur telur dan madu. Malam hari wajib makan lagi nasi dan lauk lengkap agar si bayi tidak kelaparan di malam hari (padahal sebelum hamil saya jarang makan malam). Semua itu ditutup dengan konsumsi vitamin dan supplemen dari dokter kandungan yakni pil-pil besar berwarna-warni sebelum tidur.

Menjadi wanita hamil rasanya nikmat sekali. Segala yang kita mau pasti diusahakan oleh orang-orang sekitar. Mertua saya (Ayah dan Mama) memang sangat baik. Saya tidak pernah dianggap  menantu, tapi selalu dianggap sebagai anak perempuan mereka sendiri. Sebelum hamil saja mereka sudah begitu baik memperlakukan saya, dan semenjak saya hamil jadi semakin luar biasa. :)
Mama selalu mengingatkan saya untuk makan, shalat, minum susu ibu hamil, bahkan membuatkan segala macam makanan dan minuman saya. Bahkan ketika saya begitu lemah karena muntah-muntah atau pusing, mama mengantarkan semuanya sendiri ke kamar saya. Ayah juga selalu bertanya setiap pulang kantor, "Hari ini Ernest lagi pengen makanan apa? Martabak? Atau apa? Ada yang lagi dipengenin ngga?"
Terlebih lagi suami saya. Ia jadi semakin memanjakan saya. :) Memang sih saya tidak 'ngidam' yang aneh-aneh. Paling-paling saya terkadang ingin ini dan itu namun masih wajar dan dapat dipenuhi. Umumnya saya kepingin makan makanan yang memang sudah jadi kesukaan saya sejak sebelum hamil.

Churros at Churreria, Grand Indonesia

Mille Feuille at KOI

Sirloin Steak, Mashed Potato, and Broccoli at Marche

New York Brownie at Haagen Dazs

I'm a seafood lovers! Especially crab!

Grilled Baby Potato and Coco Berry Waffle at Pancious

My favorite Frozen Yoghurt: Original twist with Pomegranate at Heavenly Blush (Delivery Order)

Potato Broccoli and Cheese at Wendy's

Mango Pudding at Duck King

Korean mochi ice cream! It's super delish!

Tentunya saya menahan diri untuk tidak terlalu sering makan diluar. Sesekali saja ketika suami pulang ke Jakarta dua minggu sekali, itu sudah cukup. Sisanya sehari-hari pasti saya usahakan selalu makan masakan rumah.

Setiap bulan saya selalu rajin dan teratur mengecek kandungan ke dokter SpOG. Ketika sudah memasuki usia kandungan 5 bulan, dokter mengatakan anak saya berjenis kelamin (insyALLAH) perempuan. Apa sajalah, pikir saya, mau lelaki atau perempuan yang penting anak saya sehat. :)
Saat saya memasuki usia kandungan 6 bulan, Jakarta menggelar event tahunan Jakarta Great Sale. Saya tak menyianyiakan kesempatan untuk berburu baju-baju mungil lucu. Memang sih katanya 'pamali' belanja sebelum usia kandungan 7 bulan, tapi saya bukan orang yang percaya tahayul semacam itu. Bismillah saja. Toh semua sudah digariskan ALLAH.




ZARA baby

Mothercare


Finally I could buy all those cute little stuff for my own baby! Not somebody else's baby. Hehe. Semua terasa begitu indah dan menyenangkan. Apalagi kehamilan saya termasuk yang normal dan lancar-lancar saja. Hanya pada bulan ke 2 dan 3 saya merasakan mual dan muntah yang agak parah, namun setelah memasuki trimester kedua, semua itu hilang dan nafsu makan saya bertambah baik. Saya juga tetap bisa beraktifitas dengan baik, mengingat beberapa kasus ibu hamil ada yang sampai harus bedrest total dan tidak bisa keluar rumah sama sekali atau berpergian. Saya malah sangat senang berjalan-jalan kesana kemari. Tetap bisa having saturday nite date dengan suami, tetap bisa hangout dengan teman-teman, bahkan tetap hobby berbelanja ke mall dan masih bisa-bisanya mengikuti midnight sale di Debenhams Senayan City bulan lalu bersama adik ipar saya. Tak tanggung-tanggung, saya juga masih bisa berlibur ke Bali bersama suami dan ikut acara family gathering dari kantor suami.

Tiba-tiba memasuki bulan ke 7, saat cek rutin bulanan ke dokter kandungan di RSPI (Rumah Sakit Pondok Indah) seperti biasanya, kemarin itu saya hanya ditemani mama mertua karena bukan weekend jadi suami sedang tidak di Jakarta. Bulan lalu dokter bilang semua masih baik-baik saja dan kenaikan berat badan saya masih sangat bagus dan normal, begitupun kali ini. Namun tiba-tiba pada pemeriksaan kali ini dokter mengungkapkan sebuah kekhawatiran dan masalah dengan janin saya. Dokter bilang, bobot janin saya terlalu kecil, tidak sesuai dengan usianya. Seharusnya bayi berumur 27 minggu sudah memiliki berat sekitar 1,4 kg namun berat janin saya bahkan hanya mencapai kurang lebih 800 gr. Menurut dokter, kemungkinan karena ada masalah dengan darah saya. Saya memang mengidap anemia sejak dulu. Ketika masih sekolah, saya jarang diperbolehkan ikut upacara bendera karena sering pingsan jika berdiri terlalu lama dan kepanasan terkena sinar matahari. Sewaktu remaja juga saya tidak bisa ikut ke konser-konser musik bersama teman-teman karena sering pingsan jika terlalu lama berada di tengah keramaian. Sementara salah satu fungsi utama darah adalah menghantarkan oksigen dan zat-zat makanan ke seluruh tubuh termasuk ke janin, saya yang eritrosit (sel darah merah)-nya kurang jumlah ini tentu saja membuat apa yang saya makan tidak bisa sampai dengan sempurna ke bayi dalam rahim saya. Alhamdulillah diluar itu, semua tulang-tulang dan organ-organ bayi saya baik. Tengkoraknya cukup besar (pertanda otaknya berkembang dengan baik) dan tulang-tulang punggungnya tersusun rapi, begitu juga jari-jarinya. Juga sejauh ini tidak ditemukan masalah pada plasenta dan tali pusat.

Saya sedih mendengarnya. Ya Rabb, bahkan saya rela menjadi kurus kering asalkan semua yang saya makan dihisap bayi saya. Ataupun kalau harus menjadi gemuk luar biasa asalkan bayi saya ikut gemuk dan sehat di dalam, saya rela dan ikhlas ya ALLAH. Tapi jangan sampai apa yang saya makan hanya bermanfaat bagi tubuh saya sementara bayi mungil saya kekurangan apa yang dibutuhkannya. :(

Mama mertua dan Ayah mertua saya termasuk orang yang sangat mudah cemas dan khawatir. Wajar, karena ini adalah cucu pertama yang mereka harapkan dan mereka ingin segala yang terbaik baginya. Apalagi saya selama ini menetap dirumah mereka. Ayah bilang, "Nest, Ernest kan selama hamil disini. Kalau sampai bayi Ernest nanti kecil.. Apa anggapan keluarga Ernest nanti ke Mama dan Ayah? Nanti dikira disini Ernest kurang makan.."
Mama mertua menangis sesampainya dirumah sepulang dari dokter dan Ayah mertua pun menangis ketika berdoa setelah shalat tahajud.
Begitu juga suami saya. Saya merasakan suaranya yang bergetar dan serak pilu, saya bisa merasakan pipinya yang pasti basah airmata ketika itu meskipun kami hanya berbincang lewat sambungan telepon. Kami sudah begitu banyak berkorban dan rela untuk tidak hidup bersama sebagai suami istri untuk sementara waktu meskipun sangat sulit bagi pasangan muda dan belum setahun menikah seperti kami ini, semuanya kami lakukan demi tumbuh kembang optimal si buah hati. Namun sekarang malah ini yang terjadi.

Sebetulnya saya tidak shock mendengar perkataan dokter. Dokter saya pun mengatakan semuanya itu dengan tenang dan menyarankan agar saya tidak panik karena semua masih dapat diusahakan jadi lebih baik, serta kondisi ini tidak terlalu mengkhawatirkan asalkan saya terus memotivasi diri, makan dengan lebih sehat dan lebih banyak lagi, serta banyak berdoa pada yang Diatas. Yang membuat saya sedih justru karena reaksi dan respon orang-orang sekitar.

Yesterday, once I tweeted:
"What's making me frustated isn't what doctor said but how people around me react toward it"

Teman-teman dan sahabat-sahabat saya sampai sangat khawatir membacanya dan beberapa langsung menanyakan apa yang sebenarnya terjadi via BBM dan telepon. Beberapa yang mahasiswa kedokteran dan atau sudah lulus menyarankan ini dan itu. Dan yang utama, mereka semua mendoakan yang terbaik.

Sepenuhnya saya mengerti dan memahami betapa mertua saya dan keluarga saya khawatir dan resah, cemas dan panik, karena mereka begitu menyayangi saya dan bayi saya. Namun saya butuh dukungan positif. Saya butuh tetap optimis. Saya butuh ketenangan batin dan kestabilan emosi, juga  psikologis.
Bukan saya tidak perduli dan tidak sayang anak. Atau juga denial (tidak mau menerima kenyataan). Sebut saya gila, tapi di dalam hati ini saya yakin dan percaya bahwa malaikat kecil saya ini sehat. Bahwa ia akan lahir dengan normal. Saya sudah melakukan yang terbaik yang saya bisa dan saya percaya kekuatan doa. Saya yakin ALLAH tidak akan membebankan saya sesuatu yang saya tidak akan sanggup menanggungnya. Saya sangat yakin.

Usaha tanpa doa adalah sombong dan doa tanpa usaha adalah bohong. Tidak serta merta karena saya yakin dan banyak berdoa namun saya tak berusaha. Sejak vonis dokter itu, saya diberi berbagai tambahan vitamin dan supplemen pengencer darah agar arus oksigen dan sari-sari makanan ke janin bisa jadi lebih baik, saya mendisiplinkan diri untuk makan lebih banyak lagi meskipun sekarang saja berat saya sudah mencapai 63,4 kg (sebelum hamil 49 kg dengan tinggi 163 cm), perut saya sudah begitu besar dan berat. Namun walau seringkali begah, saya paksakan makan lebih dari 4 kali sehari dengan nasi dan lauk lengkap. Saya bisa menghabiskan sayuran satu mangkuk besar sendirian, dan walau saya tidak suka susu, saya usahakan setiap hari bisa menghabiskan 4 gelas. Air mineral juga selalu saya usahakan habis hingga lebih dari 8 gelas sehari meskipun konsekuensinya saya harus bolak-balik ke toilet hingga belasan kali sehari. Saya rela meminum susu kolostrum yang setiap kali meminumnya saja saya harus menahan napas agar aromanya yang membuat mual tidak terhirup hidung (saya benci sekali segala jenis susu putih dan mual luar biasa jika mencium aromanya).

Saya rela melakukan apa saja, Tuhan. Bahkan saya ikhlas kalau harus meregang nyawa ketika persalinan nanti asalkan bisa melahirkan bayi saya dengan selamat, sehat, dan sempurna. Toh bunda yang meninggal ketika melahirkan anaknya adalah para ahli surga menurut janji ALLAH karena termasuk orang-orang yang mati syahid.

Saat ini hanya itu yang saya bisa, sambil menunggu pemeriksaan USG 4 Dimensi minggu depan dengan salah satu ahli feto maternal terbaik di Indonesia. Semua akan ikut mengantar mulai dari suami, ayah, mama, sampai adik-adik ipar saya. Dan apabila hasilnya masih dirasa kurang memuaskan, rencananya saya akan diterbangkan ke rumah sakit di Singapore karena disana ada alat teknologi canggih yang bisa mengobservasi dengan lebih rinci lagi yang belum ada di Indonesia.

Saya akan terus menanamkan dalam pikiran, batin, dan hati bahwa saya dan bayi saya sehat. Saya yakin akan kekuatan pikiran, batin, dan hati bahwa tubuh dan alam akan berkonspirasi merealisasikan apa yang kita yakini. Saya percaya dengan sugesti positif. Berharap semua akan berjalan lancar dan dimudahkan oleh ALLAH sampai beberapa bulan kedepan waktunya akan tiba untuk berjumpa dengan bidadari mungil saya yang diperkirakan dokter 13 minggu  lagi due date-nya. And to you all readers, mohon doanya ya. Saat ini saya dan bayi saya membutuhkan banyak sekali doa. The more the merrier. Amen.

Saya percaya ini adalah cara ALLAH untuk mengingatkan saya agar lebih giat berdoa.
Kini, setiap kali sebelum makan, dalam hati saya mengucap: "Ya ALLAH, saya makan makanan ini untuk anakku. Tolong sampaikan makanan ini padanya ya ALLAH. Amin."

6 komentar:

  1. waaa, semangat ya nest. temen ws rasanya juga kemaren ada khawatir berat anaknya katanya kurang. tp pas lahir alhamdulillaah beratnya bagus2 aja. ^^

    oia, kalo boleh share, nanti cari RS nya yg pro ASI ya nest. biasanya di hari 1-3 pasca kelahiran, kan yg keluar baru kolostrum dan jumlahnya sdikit. nah org2 di sekitar jg akan berperan memberi 'tekanan' saat bayi menangis, "kasian tu kehausan, kelaparan, dll, kasi sufor aja dulu..." bayi baru lahir masih memiliki cadangan lemak dalam tubuhnya shg ia mampu tdk makan dan tdk minum 3-4 hari. penelitian di jepang bahkan katanya sampai 7 hari bs. angkat bayi dan dekap di dada sambil terus susui aja. walau sakit dan orang berkata apa, berjuang! ajak suami untuk menjadi juru bicara saat kondisi kita masih drop nanti ^^ dukungan suami yg paling penting ^^

    semangat! :D

    BalasHapus
  2. menurut saya mengkategorikan perempuan yang belum dikaruniai anak dengan "they are not the chosen one" bukanlah sesuatu yang tepat. bahkan bagi saya, (sekarang saya sedang hamil 4 bulan dan sangat jelas tidak termasuk dalam kategori itu) merasa kurang setuju dengan kalimat "they are not the choosen one".
    dan saya benar benar tidak dapat membayangkan jika perempuan perempuan yang saat ini sedang berusaha keras dengan penuh harapan positif dan prasangka baik terhadap Tuhan agar mereka dapat segera dikaruniai keturunan (and i'm sure and hope they will have it soon..") membaca blog ini and they were catagorized as not the chosen one, then they must be really upset and feel down.
    menurut saya sebagai sesama makhluk Tuhan, terutama sesama perempuan kita harus saling bersikap positif dan supportive. Dan saya pun sangat yakin kalau Tuhan itu adil dan akan memberikan berkah kebahagian dengan porsi yang sama kepada setiap makhluknya hanya saja dengan cara yang berbeda...
    Dan saya tentunya tidak bisa mebayangkan jika semua perempuan pasti diberikan keturunan banyak dengan mudahnya? kemudian siapa yang akan mengurus atau mengadopsi the unfortunate kids seperti yatim piatu dan kurang mampu?
    Justru saya merasakan salut dan kagum luar biasa terhadap perempuan- perempuan tersebut karena mereka mampu menerima kekurangan mereka dan kemudian melakukan hal mulia sebagai respons terhadap kekurangannya itu, bukannya lantas malah mengkategorikan mereka sebagai "THEY ARE NOT THE CHOOSEN ONE!!"

    BalasHapus
  3. Hi awis! :)

    Amiin. Aku juga berdoa begitu, wis.
    InsyAllah aku yakin bayiku sehat. Dengan berusaha dan lebih banyak doa. :)

    Pasti dong. Aku pilih hanya RS yang pro ASI dan IMD tentunya. InsyAllah aku ga akan mengizinkan bayiku diberi sufor. Diusahakan semaksimal mungkin harus ASI. Alhamdulillah sih skrg bakal ASI-ku udah keluar nih sedikit-sedikit. Meskipun kolostrum-nya belum sih.

    Ada tips kah supaya ASI lancar? Boleh di share dong. ;)

    Iya aku udh tau kalo bayi masih punya 'cadangan' makanan didlm tubuhnya untuk bertahan 3 hari setelah dilahirkan tdk perlu diberi makan/minum apapun. Tapi kalo bs sampai seminggu aku baru tau tuh. Tapi sedih juga ya kalo sampe seminggu. Semoga ngga sampai hrs selama itu ya. :(

    Mohon doa yang terbaik ya Awis. Makasih lho selalu baca postingan baruku. :)

    BalasHapus
  4. Dear Tia M,
    sebelumnya mohon maaf atas pemilihan kata yang tidak tepat yang saya gunakan dalam blog pribadi saya ini. Harap maklum saya manusia yang tak luput dari kesalahan. InsyALLAH kedepannya saya akan lebih berhati-hati dalam menyusun kata-kata yang lebih baik.

    Yang saya maksudkan disini "They aren't the choosen one" itu yang memilih atau menentukan adalah Tuhan lho. Bukan sesama manusia.
    Saya yakin Tuhan memiliki banyak pertimbangan dan Maha Mengetahui.
    Dipilih atau tidak dipilih bukan pantas atau tidak pantas dikaruniai anak.

    Para wanita yang sedang berusaha untuk bisa memiliki anak setelah bertahun-tahun dan akhirnya bisa memiliki anak berarti termasuk yang 'dipilih' atau 'dipercaya' Tuhan.
    Namun jika segala daya dan upaya telah dilakukan tapi tetap tidak dititipi Tuhan, berarti Tuhan tidak memilihnya karena memiliki suatu alasan. Misalnya jika mengandung ia akan terkena suatu penyakit yang bisa merenggut nyawanya dan juga janinnya, dan lain sebagainya.

    Apa yang saya tuliskan disini tidak pernah bermaksud mematahkan semangat para wanita yang belum atau tidak terpilih, namun yakinlah Tuhan punya alasan tersendiri dibalik semua rencananya. :)

    Demikian semoga dapat diterima dengan baik.
    Semoga mbak Tia dan janin selalu sehat hingga proses persalinan tiba dengan lancar dan mudah. Amin. :)

    BalasHapus
  5. And to all readers, saya harap tetap selalu berpikiran positif ya terhadap Tuhan Yang Esa.

    Sekali lagi saya mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang tidak berkenan dalam blog ini. I really don't mean to hurt or make anyone feel sad. Just sharing my thoughts and stories. :)

    BalasHapus
  6. iyaa, ws slalu baca meskipun kdg nda komen ;)

    tips asi lancar dr ibuk2 temen ws, umumnya makan herbal, kayak habbatussauda, kurma/sarikurma, madu. selebihnya banyakin makan plus sayurnya. insya allaah nanti buanyak. biasanya jd cepet bengkak dan ngucur2 gt klo dah keluar, ^^

    oia, sama mompa asi. karena semakin banyak asi yang dikeluarkan, semakin banyak pula asi yg dihasilkan. prinsip supply and demand asi.

    cant wait to see the lil baby >.<

    BalasHapus