24 Agustus, 2011

Apud Patrem Sermone



Me and my Daddy at some wedding party. I'm a Daddy's little princess. Always. :)

Father - Daughter at some "Gerak Jalan" event on Independence Day last year :)

Saya punya hubungan yang special dengan Papa. Bukan berarti saya tidak dekat dengan Mama lho. Tapi kedekatan saya dengan Papa berbeda. Sementara Mama yang masih sangat muda begitu dekat dengan saya seperti teman, sahabat, layaknya kakak dengan adiknya (ya, dengan Mama saya bisa ke salon/spa bareng, makan-makan di resto/cafe, nonton bioskop, atau berbelanja ke mall dan bersenang-senang), tapi dengan Papa yang juga padahal belum berusia 50 tahun hingga saat ini, benar-benar saya merasa memiliki seorang ayah sekaligus juga sosok/figur yang begitu saya kagumi. Dulu ketika saya kecil, jika ditanya siapa idola saya, dengan lantang dan pasti saya menjawab seraya setengah berteriak, "PAPA!" bukan artis, penyanyi, ataupun tokoh cartoon yang sedang digemari kebanyakan anak-anak seusia saya pada masa itu.

Mama memang tempat saya "curhat" soal "pacar" atau tentang apapun itu hal-hal yang yang bisa saya ceritakan pada sahabat-sahabat perempuan saya. Tentang haid pertama saya atau tentang edukasi seks sekalipun, saya tidak pernah malu bertanya atau berdiskusi dengan Mama jika ada perubahan-perubahan tertentu pada tubuh saya karena pengaruh hormonal. Sementara Papa yang protektif agak sulit dicurhati soal "pacar". Harus teliti dan seleksi dulu siapa saja teman lelaki yang boleh dikenalkan dan atau diceritakan ke Papa. :p

Dengan Papa-lah saya bicara berbagai macam hal mengenai hidup. Di pinggir pantai, di puncak atau kaki gunung sambil memandang hamparan kebun teh, di tempat jogging, di pinggir lapangan tennis usai bermain tennis bersama Papa, di tempat driving golf ketika saya diajari latihan driving oleh Papa, adalah beberapa dari lokasi atau spot tempat saya dan Papa berbincang mengenai filosofi hidup, mengenai kedalaman makna dan arti agama, atau sekedar mengenang memori indah ketika dulu Papa dan Mama belum bercerai dan kami masih begitu bahagia tinggal bersama serumah lengkap dengan Mama dan adik-adik saya.
Papa memang bukan Profesor/Doktor atau seorang guru besar, pendidikan terakhirnya adalah S2 bergelar Magister Manajemen (MM), namun wawasan Papa begitu luas. Cakrawala berpikir Papa dan caranya berkomunikasi yang atraktif (yang ia warisi kepada saya sehingga saya begitu tertarik mendalami ilmu komunikasi dan kini menjadi seorang sarjana komunikasi) seringkali membuat saya lupa waktu ketika mengobrol dan berdiskusi dengannya.

Belakangan ini Papa sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Kerap kali ia harus ke luar kota atau luar negeri dengan frekuensi yang begitu sering. Namun sesibuk apapun Papa selalu menyempatkan menelepon demi mendengar suara saya atau minimal menanyakan kabar saya melalui BlackBerry Messenger. Dan bagaimanapun, kami selalu berusaha untuk bisa bertemu paling tidak 2 minggu sekali, saya berkunjung ke rumah Papa bersama suami.


My Daddy at Moscow, Russia

My Daddy at Washington DC, USA

My Daddy at The Great Wall of China, Beijing, China


Then last week, I had this conversation with my dad thru BBM and suddenly my tears are falling down...
Here it was..





Papa: Gimana kak kabarnya ? Lagi dimana sekarang ?
Ernesta: Alhamdulillah sehat pa
Ernesta: Skrg udh 8,5bulan. Jd insyAllah sbntr lg cucu papa lahir
Ernesta: :)
Ernesta: Lg di rumah mertua pa
Ernesta: Papa dmn?
Papa: Sehat2 ajakan kak ? Papa sekarang lagi OTW ke luar kota ! Karna besok ada kunjungan pak menteri !!
Papa: Doain papa juga ya nak !! Biar papa sehat dan diberikan kekuatan !!
Ernesta: Amiin ya Allah
Ernesta: Doain aku jg ya pa supaya diberi kekuatan bs lahirin normal dgn lancar & mudah
Ernesta: Aku dan bayi sehat & selamat
Ernesta: Kadang2 kaka suka kepikiran pa.. Gmn klo sampe meninggal pas ngelahirin.. Ya tp pasrah aja sama Allah. Toh meninggal pas ngelahirin = mati syahid.
Papa: Insyaallah ! Tiap solat doa papa slalu teriring buat anak2 papa ! Papa sayang semua anak papa ! Walaupun jarang ketemu, tapi kerinduan hati papakan ngak ada yang tau !
Papa: Jangan berpikir seperti ituulah !! Insyaallah papa akan dampingi kakak ! Kalau kakak ngak kuat jangan dipaksakan ! Nanti diambil langkah yg tepat !!
Papa: Kalau kakak masuk rumah sakit cepet2 kabarin papa ya !!
Ernesta: InsyAllah kuat pa. Tp kan memang ngelahirin itu mempertaruhkan hidup dan mati
Ernesta: Iya pasti aku kabarin papa
Papa: Betul ! Namun dibalik peristiwa itu ! Ada hikmah yg luar biasa ! Dan hanya yg mengalaminya yg bisa merasakan !
Papa: Ya memang selebihnya kita kembalikan pada Allah !! Dia yang maha mengatur !!
Papa: Papa mohon maaf ya kak ! Ngak bisa menjaga keutuhan keluarga !! Rasanya sebentar banget Allah memberikan kebahagian buat kita !!
Ernesta: Iya pa hidup dan mati kan di tangan Allah. Semua akan kembali padaNya.
Ernesta: Gpp pa.. Semua itu udh ditulis dr ribuan tahun lalu di lauhful mahfuz
Papa: Tapi papa slalu bersyukur pada Allah atas apa yg telah dibeikan Allah pada papa ! Baik suka maupun duka !!
Ernesta: Papa tetap papa yg terbaik kok buat kakak & adik2. Biarpun kita tinggal pisah2 rumah gini tp papa selalu usahain apa aja yg papa bisa buat anak2 papa
Ernesta: ({})
Papa: Papa bangga banget punya anak2 sepoerti kakak, beby juga angga !! Semua jadi anak yg menyenangkan hati !!
Ernesta: Karena papa jg selalu mencontohkan seperti itu ke kita
Ernesta: Ketemu papa biarpun jarang2 selalu bikin senang ({})
Papa: Seperti kemarin papa seneng banget kalo liat angga makan seafood ! Sampe bersih kepiting dimakan !! Lahap dia makan ! Papa puas liatnya ! Papa usap2 palanya ! Dia seneng keliatannya dimanja kayak gitu !! Nikmat rasanya hati papa !!
Papa: Kakak ngak usah kawatir berlebihan ! Pertama rumah sakitr kakak melahirkan bukan rumah sakit biasa ! Rumah sakit yg bagus dan berpengalaman ! Kedua papa akan awasi proses persalinannya ! Insyaallah papa tau apa yg harus papa perbuat nanti !! Ketiga papa akan solat khusus pada saat kakak akan melahirkan !! Insyaallah semua berjalan lancar !! Yakinlah Nak !!









Seperti itulah Papa. Selalu jadi penenang hati dan pelipur lara. :)
Papa pernah bilang ke kami, anak-anaknya, "Papa ini hanyalah seonggok daging dan tulang yang memiliki jiwa, yang diturunkan ke dunia untuk membahagiakan anak-anak Papa. Itulah arti Papa hidup di dunia ini selain untuk beribadah pada ALLAH".
Bicara dengan Papa bisa membuat saya tiba-tiba menitikkan air mata. Betapa Papa dengan segala keterbatasan yang ia miliki dan segenap kemampuannya sebagai manusia selalu berusaha membahagiakan kami. Saya dan adik-adik. 
Betapa tulus ia menunjukkan bahwa ia selalu ada disisi kami meskipun jauh secara fisik. 
Perceraian dengan Mama tak pernah membuatnya lupa kepada kami, tapi justru kami merasakan kasih sayangnya semakin dalam dan betapa berharganya waktu yang cuma sebentar untuk bisa bertemu Papa karena tidak lagi tinggal seatap.

Semoga ALLAH senantiasa memberikan Papa kesehatan dan memanjangkan umur Papa. Karena meskipun kini saya sudah bersuami dan bahkan sebentar lagi memiliki putri pertama pun, saya tetap putri pertama Papa dan akan selalu jadi putri kecil Papa sampai kapanpun. I love you, Pa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar