03 September, 2011

Dies Sanctificatus



Hi there readers!
Berhubung masih dalam suasana lebaran, bumil ingin mengucapkan minal aidin wal faidzin, taqaballahu minna wa minkum. :)
Happy Eidl Fitr 1432 H to all moslems. :)



Well, yeah.. Perut saya sudah sebesar itu! :D 
Alhamdulillah sekarang sudah 9 bulan (36 minggu). Normalnya orang melahirkan antara 38-40 minggu. Jadi.. tinggal menunggu waktu saja kapan si baby 'minta' keluar dari perut mamanya. Saya pun sudah menyiapkan tas yang dapat segera diangkut jika kontraksi sudah mulai terasa dan harus segera berangkat ke rumah sakit. 


Hari demi hari ia semakin lasak. Karena ia semakin besar jadi semakin terasa sempit didalam rahim saya. Beberapa kali pun saya mulai merasakan kontraksi palsu atau yang disebut "Braxton Hicks". Supaya tidak panik, sebaiknya setiap ibu hamil harus paham perbedaan kontraksi palsu dan kontraksi asli agar tidak harus bolak-balik ke rumah sakit dan disuruh pulang kembali ke rumah karena ternyata masih belum saatnya melahirkan. Kontraksi palsu jarak frekuensinya tidak teratur sedangkan kontraksi asli teratur, misalnya 5 menit sekali lalu semakin kuat terasa dan semakin sakit. Apalagi jika disertai flek atau darah, harus segera ke rumah sakit. Dan juga terasa seperti ada sesuatu yang akan segera keluar menembus vagina. Lebih darurat lagi jika air ketuban sudah pecah. Usahakan secepatnya ke rumah sakit karena bayi bisa mati kehabisan nafas apabila terlambat (bayi bernafas dengan air ketuban atau disebut juga cairan amnion).

Karena sedang hamil besar, lebaran tahun ini jadi begitu berbeda dari lebaran-lebaran sebelumnya. Lebaran tahun lalu saya masih dapat begitu lincah kesana dan kesini bersama saudara-saudara. Ziarah ke makam Angku (kakek saya) lalu lanjut berkeliling-keliling ke rumah saudara-saudara mulai dari yg dekat-dekat masih sama-sama di Jakarta Pusat, hingga ke Cipete, Cilandak, Blok A, Blok M, Depok, BillyMoon Pondok Kelapa, hingga ke Pamulang. Membelah Jakarta pokoknya. :D

Me and my cousins



Ziarah Kubur

Grandpapa's grave

Eidl Fitr 2 years ago :)


Bahkan malamnya pada hari H lebaran setelah keliling-keliling kerumah saudara-saudara, saya masih sanggup jalan-jalan bersama sepupu-sepupu. Makan sushi di Sushi Tei, nonton bioskop rame-rame, atau duduk-duduk sambil 'ngopi' di Starbucks menikmati sepinya Jakarta yang begitu lengang bagaikan "hanya milik kami saja". :D
Esoknya (sekitar H+3) saya dan keluarga biasa melakukan family trip ke tempat-tempat yang jauh dari Jakarta. 


Begitupun dengan hidangan khas lebaran yang dapat saya nikmati dengan bebas tak terkendali hingga tahun lalu. Lebaran kali ini, belum-belum dokter kandungan saya beberapa minggu menjelang lebaran sudah mengingatkan untuk tidak makan berlebihan dan terlalu banyak minyak atau santan saat idul fitri. :(
Padahal, bagi keluarga saya yang berdarah minang, masakan sudah pasti tidak jauh-jauh dari dua unsur tersebut. Bahkan santan adalah komponen wajib dan utama dalam setiap masakan Padang.

Lemonade Juice


All you can eat! :9

Mix Fruits Soup


Banana Fritter

Mango Pudding

My auntie's signature Macaroni Schotel



Lebaran Cookies!

Tahun ini juga seharusnya saya berlebaran dengan berbeda. Namun dalam arti kata baik. Seharusnya lebaran ini begitu membahagiakan karena ini kali pertama saya lebaran dengan status 'bersuami'. Namun kenyataan memang kadang tak selalu sejalan dengan harapan. :'(
Suami saya karena tuntutan pekerjaan, tidak dapat meninggalkan tempat dinas-nya sehingga tidak bisa pulang ke Jakarta. Dengan begitu pedihnya, suami harus berlebaran sendirian nun jauh disana. Dan saya sebagai istri hanya bisa pasrah. Ingin nekat menyusul tapi bisa-bisa dihujat oleh seluruh keluarga. Apalagi toh tidak ada maskapai penerbangan yang mau mengangkut bumil 9 bulan tanpa surat izin terbang dari dokter kandungan, and there's no way my doctor would give me that. :'(

Hati trenyuh dan ingin ikut menangis layaknya kedua mata saya yang sudah berlinang-linang air mata saat hanya bisa meminta maaf lewat telepon seusai shalat ied. Mama mertua, ayah mertua, dan adik-adik ipar saya juga semuanya ikut menangis di mobil. Sedih karena abang satu-satunya tidak bisa ikut merayakan hari suci bersama mereka seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sakit sekali ketika suami berkata, "Aku juga sebenernya pengen banget bisa lebaran disana bareng ayank, mamah, adek-adek..tapi gimana lagi, sayang.." rasanya hati saya seperti diiris-iris. :'(
Itu suami saya dan padahal sudah kewajiban saya-lah mendampinginya selalu. Namun apa yang bisa saya lakukan sementara saya pun harus patuh pada keinginannya agar saya menetap di Jakarta selama hamil demi terjaminnya kesehatan serta asupan gizi saya dan janin? 

Pun begitu pula dengan 'agenda liburan', tidak bisa yang jauh-jauh ditempuh dengan mobil karena bahaya bagi ibu hamil 9 bulan seperti saya kalau terlalu lama duduk dalam posisi sama di mobil, bisa mengakibatkan nyeri pinggang atau pegal-pegal yang berujung pada kontraksi. Akhirnya saya dan Papa Mertua, Mama Mertua, dan Adik-Adik Ipar (lalu disusul oleh beberapa saudara suami) jalan-jalan ke Puncak menyambangi Taman Safari, Puncak Pas, Cimory, dan Melrimba (tempat-tempat wajib dikunjungi jika ke Puncak). Biarpun dekat, yang penting jalan-jalan, refreshing, dan having fun. Meskipun tetap saja sedih karena suami tidak bisa ikut bergabung melengkapi kebersamaan. :'(

My dad in law driving. :)

Sisters in law. :)








Sipping Bandrex Susu, munching Jagung Bakar Pedas, while enjoying this Kebun Teh view. :)

Cimory Resto

Shopping for orchid flowers. :)

Melrimba Resto


Yang membuat saya bangga dan terharu adalah meski suami tidak bisa merayakan lebaran bersama di Jakarta, ia tetap ingat pada adik-adiknya dan juga adik-adik saya, sepupu-sepupu kami, pembantu-pembantu di rumahnya dan di rumah saya, hingga ke satpam dan supir. Tak lupa ia menitipkan "THR" untuk semuanya. :') Sebagaimana tradisi bagi-bagi THR dan zakat, infaq, sadaqoh adalah sesuatu yang sangat baik terutama di bulan suci. Meskipun saya tidak membagikan penghasilan sendiri karena saya tidak bekerja, namun menjalankan amanah dari suami untuk berbuat kebaikan juga luar biasa kebanggaannya. Bangga pada suami saya yang masih begitu muda namun begitu bertanggung jawab dan penuh kasih, juga perhatian tidak hanya pada keluarganya tapi juga keluarga saya. :')

Usai lebaran, saya harus menjalani tes darah di laboratorium Rumah Sakit Pondok Indah untuk yang terakhir kali sebagai last check menjelang melahirkan. Tidak lupa mampir ke Mothercare Pondok Indah Mall 2 membeli satu lagi barang terakhir yang harus dilengkapi dalam list "things-to-buy" saya: baby bathtub. :)

My baby girl's bath tub

This cutie bee is a bath temperature


Selama berpuasa di bulan Ramadhan, doa saya menjelang berbuka puasa (yang katanya adalah waktu paling baik untuk berdoa -- niscaya makbul), beberapa detik sebelum menghilangkan dahaga dengan segelas teh manis hangat, saya selalu berdoa dalam hati agar proses persalinan saya kelak lancar, saya dan bayi sehat dan selamat, lalu saya, suami, dan baby kelak bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan bersama-sama tahun depan dan tahun-tahun berikutnya. Juga berlebaran bersama. Amin ya ALLAH. 


Well, once again.. However you celebrate eid with your own family tradition, yang terpenting nikmat dan berkah. Esensinya menurut saya adalah silaturahmi dan kebersamaan. Sekali lagi, mohon maaf lahir batin. Semoga kita semua kembali pada fitrah. Menjadi manusia yang mau meminta maaf pada orang lain dengan tulus dan mau memberi maaf orang lain dengan ikhlas. :)




1 komentar:

  1. Selamat Lebaran juga Mbak. Mohon maaf lahid dan batin ya.

    Menyenangkan sekali libur Lebarannya :)

    BalasHapus