30 Juli, 2011

Exitum Beatum

July is always be my loveliest month! :)
Bukan hanya karena ulang tahun saya jatuh pada bulan ketujuh ini, namun bulan Juli nyatanya memang selalu punya banyak kejutan dan hal-hal menggembirakan bagi saya setiap tahunnya! :)


Sempat kecewa dan sakit hati sih, serta su'udzhan (berprasangka buruk) terhadap si bulan Juli tahun ini. :(
Ya, saya mengalami kejadian kurang menyenangkan (menyedihkan dan bisa dikatakan musibah malah) ketika minggu lalu konsultasi rutin bulanan ke dokter kandungan dan mendapati ada gangguan pada janin saya mengenai bobot berat badannya yang dikatakan kurang dari seharusnya (for details, see my previous post : "Praegnatio" on 24th July).

Meskipun saya selalu mencoba berpikiran positif dan menyemangati diri sendiri untuk tetap yakin bahwa itu tidak benar. Bayi saya sehat dan saya percaya itu! Namun tetap saja hal itu menjadi bulan-bulanan dalam batin dan pikiran saya di alam bawah sadar. Terbukti dari tidur saya yang agak terganggu pada malam hari setelah menerima vonis itu. Saya kerap kali terbangun pada tengah malam dan sulit untuk tidur lagi. Tentunya saya sangat mencemaskan pertumbuhan dan perkembangan bayi saya. Sempat terbayang jika ia lahir terlalu kecil kemudian harus dimasukkan kedalam inkubator. Ya Tuhan.. Tolong jangan  biarkan itu terjadi pada bidadari mungilku. ;(
Namun perlahan awan hitam yang bergelayut mulai tergeser menjadi awan putih bersih seperti gumpalan kapas, disinari mentari pagi yang hangat. :) Hari-hariku perlahan ceria kembali. *cieee* ;)

Awalnya, seolah satu persatu kejadian baik berdatangan menghiburku. 5 days ago, pertama kalinya saya mengikuti sebuah lelang online di internet. Lelang itu diadakan Mommies Daily : http://mommiesdaily.com/ sebuah situs (website) khusus ibu-ibu (especially young, smart, and fun mommies in Indonesia) baik yang sudah menikah, sudah memiliki anak/pun belum, sedang hamil seperti saya, bahkan yang masih single (belum menikah) pun ada (karena selain Mommies Daily, site ini juga mencakup all the Female Daily Group such as Fashionese Daily and Pops Daily). Untuk bisa mengikuti auction (lelang) ini, kita harus terlebih dahulu menjadi member di forum Mommies Daily. Saya memang sudah lama sekali mem-follow Twitter account-nya Mommies Daily namun saya belum mendaftar menjadi anggota. Karena informasi yang lengkap yang diberikan di Twitter-nya, saya register dan voila! Berhasil masuk ke forum tersebut dan ikutan lelang.

Barang yang dilelang adalah sebuah Maxi-Cosi Dori Car Seat (Kaito Type). Sebagai bumil yang sedang hamil 7 bulan, saya sedang nafsu-nafsunya berburu barang-barang dan perlengkapan bayi sebagai persiapan untuk kelahiran anak pertama saya. :)

Maxi-Cosi Dori (Kaito Type)

Pertama kali melihat Car Seat tersebut di TwitPic Photo Twitter Mommies Daily, saya langsung jatuh cinta. Apalagi ketika membaca specification product-nya di internet (googling).

  • 2 in 1 baby car seat suitable from birth to 4 years (0 to 18kg)
  • Head hugger with back support cushion for infant
  • Rear facing: 0 to 9 kg (birth - 9 months)
  • Forward facing : 9 to 18 kg (9 months - 4 years)
  • ECE R44/04 certification

27 Juli, 2011

Vir Meus


My beloved husband

Bride's and Groom's room. ;)

Our Wedding Ring :)

Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengungkapkan penelitian bahwa pasangan suami istri yang langgeng, yang bisa bertahan hingga puluhan tahun, adalah suami istri yang sering tertawa bersama. Bukan berarti sepasang manusia yang kerjanya hanya tertawa saja dan tidak pernah bersedih. Tentu banyak lika-liku rumah tangga yang diiringi tak hanya oleh tawa tapi juga airmata. Penelitian ini hanya menyebutkan bahwa mereka yang lebih sering tertawa bersama akan lebih harmonis dan lebih long lasting pernikahannya.

Percaya atau tidak, pernikahan saya dan suami berasal muasal dari sebuah tawa. Bersama. :)

25 Juli, 2011

Gratias Agimus Tibi

Sejak saya memulai blogging (baru saja kurang lebih sebulan yang lalu), begitu banyak respon positif yang datang mulai dari teman-teman, sahabat, bahkan dari orang asing yang tidak saya kenal yang sekedar 'mampir' untuk membaca. Semua berisi pujian, dukungan, dan motivasi untuk terus menulis. Mulai dari e-mail, BBM (BlackBerry Messenger), YM! (Yahoo! Messenger), comment di Facebook (atau sekedar me-'like' link blog saya), hingga comment di postingan saya baik yang bersifat kritik membangun atau sekedar menanggapi isi (content) dan mengatakan menyukai tulisan saya.
Bahkan salah seorang teman menelepon, menungkapkan bahwa ia sampai menitikkan air mata membaca blog saya, betapa ia terinspirasi, bahwa ia sungguh pernah merasakan hal yang sama, pengalaman serupa, dan dengan membaca blog saya, ia yakin ia pun bisa berubah menjadi lebih baik ke depannya.

Tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa itu semua begitu berarti bagi saya. Membuat saya merasakan bahwa dengan menulis, bahkan kita bisa ;menggerakan' atau mengubah hati dan pikiran seseorang. Bahwasanya menulis memang sebuah terapi jiwa yang menentramkan saya, dan tempat menyalurkan segala hal yang ingin saya ceritakan. Sekali lagi terima kasih! :) InsyAllah saya akan tetap menulis sampai kapanpun, semampu, dan sebisa saya.






Dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. I can never thank you enough. Gratias Agimus Tibi! :)

24 Juli, 2011

Praegnatio





Berapa hari lagi sebelum kehadiranmu? Atau berapa jam?
Aku tak persis tau.
Sekian lama kita bernapas bersama, bergerak bersama, merasa bersama.
Kau begitu dekat bahkan bersatu dengan tubuhku,
tapi tetap saja disini aku menanti kehadiranmu.

Perjalananmu kelak hanya dari perutku menuju dekapanku.
Namun itulah perjalanan yang akan mengubah kita berdua. Mengubah dunia.

Saat kau tiba, aku tak lagi menjadi manusia yang sama.

"Cinta Amniotik" - Dewi Lestari (Dee)

* * *

20 Juli, 2011

Aetatis Tenebras



Hi bloggers and blog walkers! 
It's my 4th post already. :)
Senang rasanya bisa terus menulis. Menumpahkan apa yang ada di pikiran dan menuangkannya dalam tulisan secara spontan. Bagi saya ini merupakan sebuah terapi dan juga pelarian. Kebetulan saat ini saya memiliki banyak waktu senggang sebelum nanti akhirnya akan sibuk kembali dengan urusan rumah tangga, insyAllah berniat membuka usaha kecil-kecilan ketika sudah settle bersama suami, dan juga nanti akan sibuk mengurus anak pertama saya yang insyAllah akan lahir sekitar bulan oktober menurut prediksi dokter. :)
Lebih membuncah lagi rasa senang di dada ketika banyak mendapat respon positif dari orang-orang sekeliling. Beberapa teman dan bahkan 'stranger' mengirimkan e-mail, BBM, atau men-tweet tentang betapa mereka menyukai blog saya. I'm flattered and it's really motivate me to keep writing. I can never thank them enough. Thanks, mates. ;)

Kali ini entah mengapa saya ingin bercerita tentang 'Darkness Era'. Yup. Masa kegelapan.
Jangan takut atau membayangkan yang aneh-aneh dan menyeramkan dulu, karena kegelapan yang saya maksud disini adalah kegelapan hati dan jiwa.
Saya yakin setiap orang punya masa lalu. Dan bagaimana perspektif tiap manusia dalam memandang masa lalu boleh jadi berbeda-beda. Saya suka menatap masa lalu, mengingat setiap detail sejarah dalam kehidupan saya, ataupun pasangan saya (suami) sekalipun, TAPI tidak untuk dijadikan acuan bagi masa depan.
Saya percaya setiap orang bisa berubah. Semua itu hanya soal kemauan. Dan kesadaran.
Saya senang mengetahui setiap detail masa lalu suami bukan untuk kemudian menyimpulkan bagaimana ia sebagai seorang manusia dan seperti apa dia. Dia adalah bagaimana dia yang sekarang, yang saat ini bersama saya. Boleh jadi ia punya teman, sahabat, atau mantan kekasih yang sudah mengenalnya selama 5, 10, atau belasan tahun. Namun saya yakin dan percaya, saya-lah sebagai istrinya yang benar-benar mengetahui siapa dan bagaimana suami saya dari keseharian, kebiasaan, sikap, dan perilakunya di masa sekarang ini.

Sebelum menikah, saya senang ke rumah mertua saya, melihat-lihat foto masa kecil suami, mendengar berbagai cerita dari mertua tentang betapa nakalnya suami ketika masih kecil, dan juga kenakalan-kenakalan lainnya ketika ia sudah beranjak dewasa tentunya dari mulut suami sendiri. :D
Beberapa hal mungkin menyakitkan dan tidak selalu enak disimak. Beberapa membuat hati cemburu atau pilu (misalnya tentang kisah ia dan mantan-mantan pacarnya), namun bagi saya, semua itu penting diketahui dan menyenangkan didengar. Saya mencintai pria dihadapan saya ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dengan segala hal di masa lalu, masa kini, dan insyAllah masa depannya yang akan dijalani bersama saya, apapun dan bagaimanapun itu kelak.

Mendengar cerita tentang masa lalu suami selalu lucu dan menyenangkan karena saya ingin tau bagaimana ia dahulu ketika saya belum hadir dalam hidupnya. Sebagai wanita yang insyAllah akan setia menemaninya hingga ajal memisahkan, saya ingin tahu semuanya. Ya, semua! Bahkan saya akan sangat senang jika suatu saat diajak berkeliling ke tempat-tempat ia dulu dibesarkan dan tumbuh (kebetulan suami saya sering berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain karena tuntutan pekerjaan orang tua). I bet it's gonna be real fun! 'Napak Tilas' istilahnya. :)

Tidak cuma saya yang mengorek sisi masa lalunya, tentu suami pun tau segala hal tentang masa lalu saya. Tentunya saya juga memiliki sisi yang memalukan, mengharukan, membahagiakan, dan juga sisi gelap dari masa lalu saya. Masa itu yang saya sebut Masa Kegelapan atau Darkness Era.
Saya tidak keberatan berbagi dan bercerita tentang masa itu. Bukan bermaksud membuka aib sendiri. Tapi saya yakin dari setiap pengalaman hidup orang lain, setiap kegagalan dan air mata orang lain, ada banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran dan mengambil  hikmah dibalik kisah orang tersebut. Itulah salah satu manfaat dari menyibak masa lalu atau sejarah, bukan? :)

So, shall we start now? 
Mari saya ajak anda sejenak menyelami dimensi ruang waktu dalam masa lalu saya, ketika segala hal masih begitu gelap, ketika saya masih melihat dunia ini dengan mata batin yang tertutup rapat. Semua hanya indah dan gemerlap diluar namun terasa begitu pekat didalam.......


Bisa dikatakan, Darkness Era dalam hidup saya adalah ketika saya melanjutkan studi ke Melbourne, Australia, dan beberapa tahun sesudahnya. Ketika itu saya masih sangat muda. Umur saya baru 17 tahun dan ketika berangkat saya baru saja menyelesaikan pendidikan hingga kelas 2 SMA. Saya mengambil double degree program sehingga rencananya hanya dalam 2,5 tahun saya sudah dapat meraih gelar diploma dan bachelor degree dari Monash University. Tambahan ketika itu saya lulus IELTS test jadi bisa langsung kuliah di Monash (salah satu kampus terbaik di Australia) tanpa harus mengikuti language program terlebih dahulu.

I was so young back then. Seventeen rules!

Living in Melbourne

18 Juli, 2011

Natalis



Birthday. Actually there's nothing really special about it, but yessss.. I'd love to be treated specially on that one single day. :)


Sebenarnya kalau dipikir-pikir lucu ya kita merayakan hari kelahiran. Sebagian orang bilang, justru saat berulang tahun kita semakin dekat akan kematian dengan bertambahnya jumlah usia kita. Jadi, apa yang harus dirayakan?
Well, saya sendiri tidak terlalu ambil pusing. Toh ajal sudah ditentukan ALLAH dan tidak ada kaitannya dengan celebrating your birthday or not.. I just wanna live it to the fullest. Live a happy life. :)
Makanya saya sih senang-senang saja merayakan ulang tahun. Boleh dong dalam satu hari selama setahun, saya ingin diperlakukan special oleh orang-orang tersayang dan terdekat? ;)
Besides, dalam keluarga besar saya sudah tradisi merayakan ulang tahun dengan berbagai cara. Umumnya makan malam diluar atau menginap di hotel/cottage sekeluarga. Juga tiup lilin, potong kue, serta 'ngasih kado' untuk anggota keluarga yang sedang berulang tahun selalu kami lakukan.

17 July adalah hari ulang tahun saya. Saya lahir tepatnya tanggal 17, bulan 7, tahun 1987. Kata mama sih saya lahir tepat tengah malam dan itu malam jumat kliwon. Hahaha. Agak ngeri ya? Kata beberapa orang 'sotoy', karena lahir pada  tengah malam plus malam jumat kliwon, saya sangat 'berbakat' jika berkaitan dengan batin, alam bawah sadar, dan mahluk halus! Katanya kalau 'bakat' itu 'diasah', saya akan sukses berprofesi sebagai paranormal dan sejenisnya. Hiiii.. Ogah amat!!! Saya yang penakut ini? Berurusan dengan mahluk halus? Makasih banget deh. Brrr. :S

Nah, karena tanggal, bulan, dan tahun kelahiran saya itulah saya sangat suka sekali angka triple 7 (777). Pokoknya, seven is my lucky number. :)

Kebetulan tahun ini, ulang tahun saya jatuh pada hari Minggu. Pas sekali weekend ini suami saya pulang ke Jakarta. (Ya, saya dan suami terpaksa LDR untuk sementara waktu karena saya sedang hamil, keluarga meminta saya di Jakarta dulu sampai melahirkan agar kesehatan saya dan janin lebih terjaga, sedangkan suami dinas di luar kota).
Dalam rangka ulang tahun, saya dan suami sudah merencanakan candlelight dinner romantis di sebuah restaurant mahal (fine dinner-lah ceritanya) hihi. ;)
Jadilah saya browsing dan searching di internet berbagai restaurant yang paling romantis di Jakarta. Saya ingin melewatkan malam jam 12 pergantian dari tanggal 16 ke 17 di restaurant itu. Berdua saja dengan suami tercinta.

Hari Jumat, pesawat suami landing! Saya dan supir menjemput ke airport. Sekaligus menjemput Oma saya dan adik-adiknya yang baru pulang dari luar kota. Setiap kali bertemu suami (yang sementara ini cuma bisa 2 minggu sekali karena ticket pesawat mahal sekali. Butuh minimal 2 juta rupiah untuk bolak balik dari tempat suami dinas hingga bisa pulang pergi ke dan dari Jakarta), rasanya kangeeennn sekali. Pasti ia langsung mencuri-curi cium dan belai-belai tangan atau rambut saya. Makanya tiap kali suami pulang, pasti saya langsung heboh perawatan satu hari sebelumnya. Body Scrub, Hair Spa, dan Manicure Pedicure di salon sih sudah pasti. Harus dong memberi yang terbaik untuk suami. ;)

Ceritanya, suami baru saja punya iPad 2. Yak, device terpopuler abad ini yang rela membuat orang-orang antre di iBox hanya untuk membelinya. (asli, saya lihat sendiri antriannya seperti ular naga panjangnya~), begitu naik ke mobil, suami langsung memamerkan iPad 2-nya ke saya dan langsung bikin senyum-senyum. :)
Bukan.. Bukan karena saya senang iPad 2. Saya sama sekali tidak tertarik dengan gadget itu (menurut saya kurang penting fungsinya). Tapi senyum karena melihat wallpaper iPad suami yang tidak lain adalah foto saya. :)


Suami selalu begitu. Home Screen BlackBerry-nya pun foto saya. Katanya, "Kalau kangen jadi gampang. Tinggal liat". Hehehe. Isn't that simple but romantic thing are means a lot to us, complicated creatures called 'women'? ;)

Esoknya adalah hari Sabtu yang sudah saya tunggu-tunggu. Memang sih baru tanggal 16, tapi kan malamnya adalah malam pergantian usia saya. :)
Bahkan Papa saya yang harus berangkat dari Qatar ke Washington DC sudah duluan memberi hadiah. Ya, saya entah kenapa lagi 'ngidam' dompet warna orange. Maunya sih Hermes atau Bottega Veneta. Karena tau sendiri dua brand itu aduhai banget kan warna orange-nya?! Fufufufu. Dan benar saja, papa membelikannya untuk hadiah ulang tahun saya. Bahagiaa sekali rasanya kalo yang namanya 'ngidam' kesampaian. Tapi sejauh ini syukurlah 'ngidam' saya selalu terpenuhi. ALLAH benar-benar Maha Baik. Walau terkadang kita harus ingat, selalu 'diberi' segala hal yang kita mau bisa jadi sebuah cobaan dan semacam ujian yang diberikan ALLAH. Maka kita harus selalu bersyukur, ingat padaNya, supaya nikmat dan rezeki kita selalu ditambah lagi dan lagi. Amin. :)

Birthday gift from my beloved Daddy :)
Mama saya juga sudah dari kemarin 'setor kado' :) begitu juga Oma. Hehehe. Seperti biasa, saya selalu maunya 'milih' kado sendiri. Barang-barang apa yang saat itu sedang saya inginkan. Hihihi. Kado kok milih. :p

Jadi, Sabtu tanggal 16 Juli ini diawali dengan lunch di Sushi Tei (resto kesukaan suami) setelah mampir ke Sony Center untuk membeli softcase digicam baru saya (Yup, hadiah dari Oma adalah sebuah Cyber-shot underwater digital camera!), lalu suami mampir ke iBox untuk membeli smartcover iPad 2 resmi dari Apple yang baru saja launching hari ini. Selesai makan sushi, saya dan suami menuju daerah Kemang untuk mampir ke sebuah toko yang menjual berbagai peralatan memasak dan perlengkapan dapur. Namanya "Pantry Magic" - pro quality kitchen tools. Kata suami, saya boleh belanja apa saja. Dia memang senang sekali kalau saya memasak. Dan akhir-akhir ini saya senang berkreasi mencoba-coba membuat cake. Minggu lalu saya sudah berhasil membuat Oreo Cheese Cake sendiri lho. :3

Melihat Pantry Magic dari luar saja sudah membuat saya jatuh cinta. Apalagi ketika melihat detail design interior didalamnya. Dan semua peralatan dan perlengkapan memasak yang lucu-lucu plus colorful tersedia disana. Memang sih harganya agak kurang masuk akal mahalnya. Tapi apalah artinya uang jika apa yang saya beli bisa membangkitkan spirit dan passion memasak saya *tssahh!*. Saya langsung kalap beli ini itu (membobol credit card suami) :p hihihi
Langsung terbayang nanti saya memasak dengan memakai spatula baby pink yang baru saja saya beli, mencetak es atau cokelat leleh dengan cetakan merah dan hijau, memanggang muffin atau cupcakes dengan cetakan baby blue, wuiihh... rasanya ingin cepat pindah ke rumah dinas yang di luar kota supaya bisa mencoba resep ini itu buat suami dan anak-anak kelak. :)

Pantry Magic
Oh ya, selain di Jakarta, Pantry Magic ini juga terdapat di Auckland, Bali, Bangkok, Beijing, Hong Kong, Shanghai, Singapore, dan Taipei. Buat yang suka masak atau bikin kue, wajib belanja disini. :)

Things I bought. :)

10 Juli, 2011

Nudis

"nudis" oh yes. It means "naked" in English. "Telanjang" dalam Bahasa Indonesia. :D
Oh bukan.. Bukan mau ngomongin yang jorok-jorok atau porno kok.
Mari kita bicara tentang "telanjang" tanpa embel-embel pikiran kotor atau negatif seputar hal itu.

Saya jadi ingat sepenggal lirik dari lagu Ebiet G. Ade ( duh ketauan deh tuanya. :p )

"Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat" 

06 Juli, 2011

Animam Viventem


"animam viventem" adalah dua kata dalam bahasa Latin yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi "living life".

yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.. umm, apa ya?
menjalani hidup? menghidupi hidup? Well, apapun itulah.
kadang beberapa kata dalam bahasa Inggris sangat sulit dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia.

Saya sendiri mengartikan animam viventem atau living life dengan bagaimana kita memaknai hidup kita.
Bagaimana kita memberi arti hidup kita agar menjadi lebih "hidup". Bagaimana kita menjalani atau menerapkan suatu pola untuk merangkai perjalanan kehidupan kita di dunia ini. (Ya, saya percaya dengan adanya kehidupan di akhirat atau kehidupan setelah mati).