12 Agustus, 2011

Miraculum


Yesterday I went to the hospital with my grandmama, momma, my lil sister, and our driver. Ya, apalagi kalau bukan untuk konsultasi rutin dan cek kandungan ke dokter di RSPI (Rumah Sakit Pondok Indah) seperti biasanya. Bulan-bulan sebelumnya, saya cek ke dokter sebulan sekali, namun kini, karena usia kehamilan saya sudah memasuki bulan ke-8, cek rutin harus dilakukan dalam kurun waktu dua minggu sekali.

Dear my baby girl..
Tidak terasa sudah delapan bulan.. Sudah lebih dari setengah tahun mama membawamu kesana kesini di dalam perut mama, nak. :')
We've been breathe together, eat together, sleep together, walk together, and move together for more than 8 months. 
InsyAllah sebentar lagi kita bertemu ya, nak.
Ingin sekali rasanya menatap langsung kedua mata mungil bidadari kecilku ini kelak. Well, soon enough. ;)

Pada pemeriksaan kali ini ada sedikit kekhawatiran terlintas di pikiran saya.
Maklum, sudah lebih dari 10 hari saya menjalani puasa sambil hamil. Banyak teman-teman yang menyarankan untuk saya sebaiknya tidak usah melanjutkan karena khawatir akan perkembangan janin saya. Saya tau bahkan agama pun memberi keringanan bagi ibu hamil dan menyusui untuk diperbolehkan tidak berpuasa namun harus tetap menggantinya di kemudian hari. Namun tetap ada secercah keyakinan dalam diri bahwa insyAllah saya dan si baby tetap sanggup. Tetapi sebagai ibu, tentu saja tetap ada kecemasan yang melanda.
Mungkin saya tidak apa-apa dan kuat-kuat saja.. Tapi bagaimana dengan putri kecil saya?

Ketika dicek timbangan dan tensi saya oleh suster, tekanan darah saya memang masih normal walau tergolong rendah (ya, seperti yang pernah saya jelaskan di postingan saya terdahulu, saya memang mengidap anemia sejak lama), namun berat badan saya mengalami penurunan hingga 1,5 kilogram. Tapi syukurlah ketika dokter saya memeriksa berat badan si baby melalui alat USG, berat badannya tetap naik! Sekarang beratnya mencapai 1,864 kilogram (sebelumnya 1,650 kg). :)
Karena itu menurut dokter tidak apa-apa jika saya tetap melanjutkan puasa Ramadhan saya. Alhamdulillah. :)

Jam masih menunjukkan pukul setengah 5 sore. Bedug maghrib masih cukup lama. Sekalian ngabuburit, saya iseng mengajak Oma, Mama, dan Adik saya untuk mampir dulu ke Nenen (Baby Shop) yang terletak persis didepan RSPI.
Ya, nama toko perlengkapan bayi yang satu ini memang unik! :D



Ternyata design interior dan dekorasi tokonya tak kalah unik dengan namanya. Dengan ruangan yang tidak terlalu luas dan banyak lekukan sisi, dirancang sedemikian rupa sehingga menarik dan membuat betah para pengunjungnya. Khas seperti kamar anak-anak atau balita.















Saya selalu kagum kalau melihat Baby Shop atau tempat Spa & Salon yang menarik. Karena cita-cita saya adalah memiliki usaha Baby Shop atau tempat Spa & Salon sendiri suatu saat nanti. Amiiin. Hope someday will. :)

Tidak hanya interior toko yang cantik, Nenen Baby Shop juga terkenal akan pilihan barang-barangnya. They really got the cutest baby things dari brand-brand pilihan dengan kualitas terbaik. 

Check out their websitewww.nenenshop.com

After grab some items, saya dan keluarga saya pulang. Alhamdulillah jalanan tidak macet sehingga kami bisa tetap berbuka puasa di rumah (buka puasa di rumah memang paling nikmat!) :)

Sebagai ibu, tentunya saya ingin selalu memberikan yang terbaik bagi buah hati saya. Setiap kali berbelanja perlengkapan si kecil, inginnya membelikan yang paling bagus, paling mahal, paling high quality, dan tentunya paling nyaman. But of course, saya harus menyesuaikan dengan budget yang ada. :)

Satu hal yang paling saya bangga adalah sejak saya menikah, suami saya selalu mengusahakan segala keperluan saya dan bayi kami, serta kebutuhan rumah tangga kami, benar-benar dari penghasilannya sendiri. Well, di keluarga saya, Papa dan Mama saya dulu menikah muda, begitu pula Om-Om dan Tante-Tante saya.. Namun dulu mereka pada awal menapaki perjalanan rumah tangganya tetap masih di support oleh almarhum kakek saya. Mulai dari dibelikan tanah, dibangunkan rumah tempat tinggal, hingga dibiayai bulan madu dan dibelikan kendaraan. Saya bangga pada suami saya yang meskipun menikahi saya ketika masih berusia 22 tahun dan benar-benar baru bekerja, sepenuhnya ia tidak pernah sepeserpun menyentuh uang Oma ataupun orangtua saya. Bahkan ia marah jika saya masih menerima 'uang jajan' dari Papa. Semua selalu diusahakannya sendiri dengan jalan yang halal dari hasil kerja kerasnya. Im so proud of you, hon. :)

My marriage life itself already giving me a true happiness, sekarang tambahan lagi Tuhan memberkahi saya dengan keajaiban.. Ya, dengan kehamilan saya ini. Having a baby is really a miracle. Tadi baru saja saya mengalami suatu kejadian lucu, ajaib, dan istimewa!

Saya sedang asik menonton TV sejenak seusai berbuka puasa sambil menunggu 'makanan turun' dan menantikan adzan isya untuk kemudian shalat isya dilanjutkan dengan tarawih.. Tiba-tiba saja perut saya bergerak naik turun.. Agak sedikit berguncang dengan frekuensi yang sama berkali-kali. Saya keheranan dan terdiam sejenak sambil berpikir.. "Ini kenapa ya? Kok rasanya seperti ada yang cegukan didalamnya?" Dan benar saja, saya sampai menelepon dokter saya dan bercerita. Ternyata memang benar janin di dalam kandungan sudah bisa cegukan!
It's so funny! She had a hiccups inside my tummy! :D

Saya langsung browsing internet dan mengetik "Fetal Hiccups" di mesin pencari Google. And here comes the result:

Fetal hiccups can cause anxiety when the mother first notices them. However, hiccups in the uterus are completely normal phenomenon and in fact scientists and researchers believe that it may actually help to strengthen the baby’s diaphragm. A fetal hiccup is generally very mild and often goes unnoticed in the second trimester but may be quite obvious in the third trimester.

Disitu jelas dikatakan bahwa cegukan pada janin adalah peristiwa yang normal dan memang dapat terjadi sesekali. Sebetulnya janin sudah cegukan dari sejak trimester pertama, tapi baru bisa jelas terlihat dan dirasakan oleh ibu ketika sudah memasuki trimester ketiga seperti halnya saya sekarang ini. Beberapa peneliti malah menyimpulkan bahwa cegukan pada janin justru merupakan suatu hal baik yang dapat memperkuat diafragma bayi. 

Ternyata memang banyak ibu hamil yang mengalami kejadian serupa. Beberapa bahkan mengabadikannya dalam sebuah video dan di upload di Youtube. Persis sekali seperti apa yang terjadi pada perut saya tadi. :D


Cegukan pada janin normal terjadi bila frekuensi-nya tidak terlalu sering dan tidak lebih dari 10 menit. Mine lasts only for 5 minutes but it's really an unique and very funny experience I ever had! :D

Terima kasih Tuhan, atas segala keajaiban-keajaiban dalam hidup saya. Atas seorang suami yang sangat baik hati dan atas bayi kecil mungil super aktif yang tak henti-hentinya menghibur dan membuat Mama-nya tak berhenti tertawa ini. She's truly a miracle. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar